Senin, 19 Desember 2011

Teori Belajar Kognitif


Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling penting dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Dalam dunia pendidikan belajar merupakan aktivitas pokok dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar. Melalui belajar seseorang dapat memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan ketrampilan.
Pada dasarnya terdapat dua pendapat tentang teori belajar yaitu teori belajar aliran behavioristik dan teori belajar kognitif. Teori belajar behavioristik menekankan pada pengertian belajar merupakan perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar adalah sesuatu yang dapat diamati dengan indra manusia langsung tertuangkan dalam tingkah laku. Seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi dan Supriono (1991: 121) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Sedangkan teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga diungkapkan oleh Winkel (1996: 53) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

Sesuai dengan karakteristik matematika maka belajar matematika lebih cenderung termasuk ke dalam aliran belajar kognitif yang proses dan hasilnya tidak dapat dilihat langsung dalam konteks perubahan tingkah laku. Berikut adalah beberapa teori belajar kognitif menurut beberapa pakar teori belajar kognitif:
Teori Belajar Piaget
Jean Piaget adalah seorang ilmuwan perilaku dari Swiss, ilmuwan yang sangat terkenal dalam penelitian mengenai perkembangan berpikir khususnya proses berpikir pada anak.
Menurut Piaget setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahap yang teratur. Pada satu tahap perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah:
a. Tahap Sensori Motor(dari lahir sampai kurang lebih umur 2 tahun)
Dalam dua tahun pertama kehidupan bayi ini, dia dapat sedikit memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium dan menggerakan. Dengan kata lain mereka mengandalkan kemampuan sensorik serta motoriknya. Beberapa kemampuan kognitif yang penting muncul pada saat ini. Anak tersebut mengetahui bahwa perilaku yang tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya. Misalnya dengan menendang-nendang dia tahu bahwa selimutnya akan bergeser darinya.
b. Tahap Pra-operasional ( kurang lebih umur 2 tahun hingga 7 tahun)
Dalam tahap ini sangat menonjol sekali kecenderungan anak-anak itu untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsinya mengenai realitas. Dengan adanya perkembangan bahasa dan ingatan anakpun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya. Intelek anak dibatasi oleh egosentrisnya yaitu ia tidak menyadari orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dengannya.

c. Tahap Operasi Konkrit (kurang lebih 7 sampai 11 tahun)
Dalam tahap ini anak-anak sudah mengembangkan pikiran logis. Dalam upaya mengerti tentang alam sekelilingnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindra. Anak-anak yang sudah mampu berpikir secara operasi konkrit sudah menguasai sebuah pelajaran yang penting yaitu bahwa ciri yang ditangkap oleh pancaindra seperti besar dan bentuk sesuatu, dapat saja berbeda tanpa harus mempengaruhi misalnya kuantitas. Anak-anak sering kali dapat mengikuti logika atau penalaran, tetapi jarang mengetahui bila membuat kesalahan.
d. Tahap Operasi Formal (kurang lebih umur 11 tahun sampai 15 tahun)
Selama tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu berpikir mengenai gagasan. Anak dengan operasi formal ini sudah dapat memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah. Mereka dapat mengembangkan hukum-hukum yang berlaku umum dan pertimbangan ilmiah. Pemikirannya tidak jauh karena selalu terikat kepada hal-hal yang besifat konkrit, mereka dapat membuat hipotesis dan membuat kaidah mengenai hal-hal yang bersifat abstrak.
Berdasarkan uraian diatas, Piaget membagi tahapan perkembangan kemampuan kognitif anak menjadi empat tahap yang didasarkan pada usia anak tesebut.
Taxonomy SOLO
Teori belajar Piaget memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan teori pembelajaran kognitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya peneliti yang tertarik melakukan analisis serta memperluas teori tersebut. salah satu kritik yang cukup tajam terhadap teori Piaget adalah berkenaan dengan asumsi bahwa pengertian akan suatu struktur yang sama akan diperoleh pada usia yang sama dalam berbagai domain intelektual. Implikasi dari hal ini adalah ketika seorang anak sudah dapat mengawetkan besaran suatu unsur dengan mengenali bahwa besaran dari benda tersebut sama terlepas dari bentuknya anak secara rasional dapat diduga akan mengawetkan konsep berat, karena struktur antara konsep besaran dan berat sama. Ternyata bersadar pada studi eksperimental yang dilakukan oleh para peneliti hal ini tidak sepenuhnya benar. Hal ini dianggap sebagai sebuah penyimpangan. Penyimpangan yang dimaksud adalah terjadinya perbedaan cara dalam memperoleh sebuah struktur yang sama oleh seorang individu. Dari beberapa hasil pengembangan penelitian dalam teori ini ternyata penyimpangan ini lazim terjadi sebagaimana diungkapkan oleh Biggs dan Collis (1982). Fakta ini memicu sebuah pengembangan teori dari teori Piaget yang dikenal dengan neo-Piagetian theories.
Biggs dan Collis adalah peneliti yang turut melakukan dan analisis teori belajar Piaget. Salah satu isu utama yang dikaji oleh kedua peneliti ini berkaitan dengan struktur kognitif. Teori mereka dikenal dengan Structure of Observed Learning Outcomes (SOLO). Biggs dan Collis (1982: 22) membedakan antara “generalized cognitive structure” atau struktur kognitif umum anak dengan “actual respon” atau respon langsung anak ketika diberikan perintah-perintah. Mereka menerima kebeadaan konsep struktur kognitif umum namun mereka menyakini bahwa hal tersebut tidak dapat diukur langsung sehingga perlu mengacu pada sebuah “hypothesized cognitive structure” (HCS) atau struktur kognitif hipotesis. Menurut mereka HCS ini relative lebih stabil dari waktu ke waktu serta bebas dari pengaruh pembelajaran disaat anak diukur menggunakan taxonomi SOLO dalam menyelesaikan suatu tugas tertentu. Penekan pada suatu tugas tertentu sangat penting seperti yang diasumsikan dalam taksonomi SOLO bahwa penampilan seseorang sangatlah beragam dalam menyelesaikan satu tugas dengan tugas lainnya, hal ini berkaitan erat dengan logika yang mendasarinya, selanjutnya asumsi ini juga meliputi penyimpangan yang dalam model ini dikatakan:
Siswa dapat saja berada pada awal level formal dalam matematika namun berada pada level awal konkrit dalam sejarah, atau bahkan dapat terjadi, suatu hari siswa berada pada level formal di matematika namun dilain hari dia masih berada pada level yang konkrit pada topik yyang berbeda. Hasil observasi seperti ini tidak dapat mengindikasikan terdapatnya “pertukaran” dalam perkembangan kognitif yang berlangsung, tetapi sedikit pertukaran terjadi pada konstruksi yang lebih proximal , pembelajaran, penampilan atau motivasi. Biggs & Collis (1991:60)
Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa teori tersebut lebih menekankan pada analisis terhadap kualitas respon anak. Untuk melihat respon anak diperlukan butir-butir rangsangan. Dan butir-butir rangsangan dalam konteks ini tidak difokuskan untuk melihat kebenaran dari jawaban saja melainkan lebih pada melihat struktur alamiah dari respon siswa dan perubahannya dari waktu ke waktu.
Untuk menjelaskan konsep “pertukaran” yang terjadi dalam pertumbuhan kognitif yang tidak biasa diantara anak-anak sekolah, Biggs & Collis (1991: 60)menyediakan suatu level tersendiri yang diberi nama “post formal mode”. Bagaimanapun juga terdapat satu perbedaan penting dari teori yang dikemukakan Piaget yaitu ketika mode atau level baru mulai muncul, ini tidak akan menggantikan level yang lama begitu saja melainkan dapat berkembang bersamaan. Oleh karena itu mode-model tersebut tumbuh sejak lahir hingga dewasa. Level terakhir adalah batas tertinggi dari proses abstraksi yang dapat ditunjukkan anak, bukan seluruh penampilan yang harus menyesuaikan dengan level-nya. Secara khusus, ketika semakin banyak mode yang memungkinkan maka multi-modal fungsioning menjadi normanya.
Berikut adalah 5 mode yang diutarakan oleh Biggs dan Collis:
1. Mode Sensorimotor
Focus perhatian pada mode ini adalah lingkungan fisik sekitar anak. Anak membangun kemampuan untuk melakukan koordinasi dan mengatur interaksinya dengan lingkungan sekitar. Perkembangan yang berkelanjutan pada mode ini ditunjukkan oleh kegiatan-kegiatan fisik ketika diperolehnya tacit knowledge.
2. Mode Iconic
Pada mode ini symbol-simbol dan gambar digunakan untuk merepresentasikan elemen-elemen yang diperolehnya pada mode sensorimotor. Tanda-tanda tersebut digunakan sebagai peran pengganti dari komunikasi oral. Cirri-ciri dari anak yang berada pada mode ini antara lain sering menggunakan strategi menebak, senang menggunakan alat peraga dan senang membuat gambaran-gambaran mental. Mode sensorimotor dan iconic adalah mode-mode alamiah dari seorang manusia yang berkembang secara alamiah juga. Sedangkan target pertama dari sekolah formal ada pada mode concrete symbolic.



3. Mode Concrete Symbolic
Pada mode ini anak mengalami “pertukaran” dalam proses abstraksi. Mereka mulai merepresentasikan dunia fisik melalui bahasa oral ke dalam bentuk tulisan, yaitu sebuah system symbol yang akan mereka gunakan dalam kehidupannya di dunia.
Sebuah system symbol memiliki tingkatan dan logika internal yang dapat memfasilitasi sebuah hubungan antara sistem simbol dan lingkungan fisik di sekitarnya. Sistem symbol yang digunakan di sekolah antara lain adalah matematika dan bahasa. Mode concrete symbolic adalah mode terbesar sebagai target dari matematika sekolah. Karena dalam matematika anak menggambarkan dan mengoperasikan objek-objek yang berada di sekitarnya.
4. Mode Formal
Pada mode ini titik berat kemampuan sesorang adalah pada kemampuan mengkonstruksi teori tanpa bantuan contoh benda konkrit. Kemampuan berpikir pada tahap ini meliputi membuat formula hipotesis dan membuat penalaran yang proporsional. Oleh karena itu kemampuan ini dituntut pada mahasiswa-mahasiswa di Perguruan Tinggi.
5. Mode Post Formal
Keberadaan mode ini lebih menekankan pada pembuatan hipotesis secara deduktif dari pada penyusunan teori berdasarkan bukti-bukti empiris. Karakteristik terpenting dari mode ini adalah kemampuan untuk bertanya tentang prinsip-prinsip mendasar dari sesuatu hal.
Taksonomi SOLO ini terdiri dari lima tahap yang dapat menggambarkan perkembangan kemampuan berpikir kompleks pada siswa dan dapat diterapkan di berbagai bidang.




Berikut adalah tahapan respon berpikir berdasar taksonomi SOLO;
1. Tahap Pre-Structural.
Pada tahap ini siswa hanya memiliki sangat sedikit sekali informasi yang bahkan tidak saling berhubungan, sehingga tidak membentuk sebuah kesatuan konsep sama sekali dan tidak mempunyai makna apapun.
2. Tahap Uni-Structural.
Pada tahap ini terlihat adanya hubungan yang jelas dan sederhana antara satu konsep dengan konsep lainnya tetapi inti konsep tersebut secara luas belum dipahami. Beberapa kata kerja yang dapat mengindikasi aktivitas pada tahap ini adalah; mengindentifikasikan, mengingat dan melakukan prosedur sederhana.
3. Tahap Multi-Structural.
Pada tahap ini siswa sudah memahami beberapa komponen namun hal ini masih bersifat terpisah satu sama lain sehingga belum membentuk pemahaman secara komprehensif. Beberapa koneksi sederhana sudah terbentuk namun demikian kemampuan meta-kognisi belum tampak pada tahap ini. Adapun beberapa kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan siswa pada tahap ini antara lain; membilang atau mencacah, mengurutkan, mengklasifikasikan, menjelaskan, membuat daftar, menggabungkan dan melakukan algoritma.
4. Tahap relational.
Pada tahap ini siswa dapat menghubungkan antara fakta dengan teori serta tindakan dan tujuan. Pada tahap ini siswa dapat menunjukan pemahaman beberapa komponen dari satu kesatuan konsep, memahami peran bagian-bagian bagi keseluruhan serta telah dapat mengaplikasikan sebuah konsep pada keadaan-keadaan yang serupa. Adapun kata kerja yang mengidikasikan kemampuan pada tahap ini antara lain; membandingkan, membedakan, menjelaskan hubungan sebab akibat, menggabungkan, menganalisis, mengaplikasikan, menghubungkan.

5. Tahap Extended Abstract
Pada tahap ini siswa melakukan koneksi tidak hanya sebatas pada konsep-konsep yang sudah diberikan saja melainkan dengan konsep-konsep diluar itu. Dapat membuat generalisasi serta dapat melakukan sebuah perumpamaan-perumpamaan pada situasi-situasi spesifik. Kata-kerja yang merefleksikan kemampuan pada tahap ini antara lain, membuat suatu teori, membuat hipotesis, membuat generalisasi, melakukan refleksi serta membangun suatu konsep.
Teori Belajar Van Hiele
Dalam belajar pengajaran geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan oleh Van Hiele (1954), yang menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak dalam belajar geometri. Van Hiele adalah seorang guru bangsa Belanda yang mengadakan penelitian dalam pegajaran geometri. Hasil penelitiannya itu, yang dirumuskan dalam disertasinya, diperoleh dari kegiatan tanya jawab dan pengamatan.
Menurut Van Hiele, tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang diterapkan, jika ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak kepada tingkatan berpikir yang lebih tinggi.
Van Hiele menyatakan bahwa terdapat lima tahapan berpikir dalam belajar geometri yaitu;
a.Tahap Pengenalan
Dalam tahap ini anak mulai belajar mengenali suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Sebagai contoh jika kepada seorang anak diperlihatkan sebuah kubus, ia belum mengetahui sifat-sifat atau keteraturan yang dimiliki oleh kubus itu. Ia belum menyadari bahwa kubus mempunyai sisi-sisi yang berupa bujur sangkar, bahwa sisinya ada 6 buah.

b.Tahap Analisis
Pada tahap ini anak sudah mulai dapat mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geomeri yang diamatinya. Ia sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri tersebut. Misalnya disaat dia mengamati persegi panjang, ia telah mengetahui bahwa terdapat dua pasang sisi yang berhadapan, dan kedua pasang sisi tersebut saling sejajar. Dalam tahap ini anak belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri lainnya. Misalnya, anak belum mengetahui bahwa bujur sangkar adalah persegi panjang, bahwa bujur sangkar adalah belah ketupat dan sebagainya.
c.Tahap Pengurutan
Pada tahap ini anak telah mampu melaksanakan penarikan kesimpulan, yang dikenal dengan sebutan berpikir deduktif, namun kemapuan ini belum berkembang secara penuh. Pada tahap ini anak telah mulai mampu mengurutkan. Misalnya ia sudah mulai mengenali bahwa bujur sangkar adalah jajargenjang, bahwa belah ketupat adalah layang-layang. Demikian pula dalam pengenalan benda-benda ruang, anak-anak memahami bahwa kubus adalah balok juga, dengan keistimewaannya, yaitu bahwa semua sisinya berbentuk bujursangkar. Pola pikir anak pada tahap ini masih belum mampu menerangkan mengapa diagonal suatu persegi panjang itu sama panjang. Anak mungkin belum memahami bahwa belah ketupat dapat dibentuk dari dua segitiga yang kongruen.
d.Tahap Deduksi
Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Mereka juga telah mengerti peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, di samping unsur-unsur yang telah didefinisiskan. Misalnya anak telah mampu memahami dalil. Selain itu, pada tahap ini anak telah mampu menggunakan postulat atau aksioma yang digunakan dalam pembuktian.

Postulat dalam pembuktian segitiga yang sama dan sebangun, seperti postulat sudut-sudut-sudut, sisi-sisi-sisi atau sudut-sisi-sudut, dapat dipahaminya, namun belum mengerti mengapa postulat tersebut benar dan mengapa dapat dijadikan sebagai postulat dalam cara-cara pebuktian dua segitiga yang sama dan sebangun(kongruen).
e.Tahap Akurasi
Dalam tahap ini anak telah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Misalnya ia mengetahui pentingnya aksioma-aksioma atau postulat-postulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit dan kompleks. Oleh karena itu tidak mengherankan jika tidak semua anak, meskipun sudah duduk dibangku sekolah lanjutan atas, masih belum sampai pada tahap berpikir ini.
Paparan di atas baru beberapa teori pembelajaran kognitif, selain itu masih banyak teori belajar konitif yang diungkapkan oleh beberapa pakar seperti Bruner, Bloom, Freudenthal dan lain-lain.











Referensi:
Ahmadi, Abu dan Supriono, Widodo. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Atherton J S (2005) Learning and Teaching: SOLO Taxonomy [On-line] UK: Available: http://www.learningandteaching.info/learning/solo.htm Accessed: diakses tanggal 17 January 2009.
»»  baca terusanya...

Contoh RPP(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


Satuan pendidikan    :SMP N 67 Riding Panjang
Mata pelajaran          :Pendidikan jasmani,kesehatan dan olahraga
Kelas/Semester         :1/1
Alokasi waktu            :30 menit(1x pertemuan)
Standar kopetensi    :1.memperaktekan gerak dasar kedalam permainan sederhana/aktivitas jasmani dan nilai yang terkandung di dalam nya.
Kompetensi dasar     :1.1 Memparaktikan gaya dasar mendorong,menolak dalam permainan sederhana serta nilai sportivitas,kerjasama,kejujuran dan toleransi.
Indikator                     :1.Mendorong atau menolak tanpa awalan
                                       2.Mendorong atau menolak dengan sikap dan arah tertentu
                                       3.Mendorong atau menolak menggunakan benda
                                    4.Mendorong atau menolak dengan posisi duduk berhadapan
                                       5.Mendorong atau menolak dengan posisi berdiri diatas lutut berhadapan
                                          
Tujuan                         :Setelah guru memberikan contoh/peragaan tentang materi,siswa dapat:
 Pembelajaran          1.Melakukan dorongan atau tolakan tanpa awalan
                                     2.Melakukan dorongan atau tolakan dengan sikap dan arah tertentu
                                     3.Melakukan dorongan atau tolakan dengan menggunakan benda
                                     4.Melakukan mendorong atau menolak dengan posisi duduk berhadapan
                                     5.Melakukan Mendorong atau menolak dengan posisi berdiri diatas lutut
berhadapan
Materi pokok             :Permainan olahraga tentang gerak dasar jasmani
Metode                       :Demontrasi
Langkah                         
pembelajaran
    Awal                     :1.Guru menyiapkan peralatan yang digunakan sesuai materi
                                      2.Baris,mengabsen dan berdoa
                                      3.Pemanasan sesuai dengan materi ajar
    Inti                         :1.Guru mendemonstrasikan aktivitas gerak dasar jasmani sesuai materi
  2.Siswa disuruh untuk mendorong atau menolak tanpa awalan
  3.Siswa disuruh untuk mendorong atau menolak dengan sikap dan arah      tertentu
  4.Siswa disuruh untuk mendorong atau menolak dengan menggunakan benda
  5.Siswa disuruh untuk mendorong atau menolak dengan posisi duduk berhadapan
  6. Siswa disuruh untuk Mendorong atau menolak dengan posisi berdiri di atas lutut berhadapan
   Akhir                      :1.Guru menilai kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung
 2.Mengamati dan membimbing siswa yang kurang menguasai materi
 3.Rileksitas,sambil bernyanyi
 4.Istirahat dan masuk kelas
Sumber/media       :1.Alat
Pluit,stopwatch,bolbret
2.Sumber
Buku sumber,kurikulum(KTSP),konvensi guru,media lain


Penilain
           Teknik           :Praktek
Bentuk           :Penugasan
Instrument   :----------------
Lembar soal
                                 :1.Lakukanlah mendorong atau menolak tanpa awalan?
   2.Lakukanlah mendorong atau menolak dengan sikap dan arah tertentu?
   3.Lakukanlah mendorong atau menolak dengan menggunakan benda?
   4.Lakukanlah Mendorong atau menolak dengan posisi duduk berhadapan?
   5.Lakukanlah Mendorong atau menolak dengan posisi berdiri diatas lutut berhadapan?
Skor Nilai               :Jumlah soal lima
 Setiap soal diberi nilai 20 satu soal),apabila sesuai dengan ketentuan gerak yang diharapkan sesuai indikator.
 Jadi skor nilai =5x20=100



                   
»»  baca terusanya...

Sabtu, 17 Desember 2011

PENGARUH ROKOK TERHADAP GLOBALISASI

Kemajuan IPTEK dan kecanggihan teknologi sangat membantu dalam kegiatan ekonomi terutama dalam kegiatan produksi. Ketika pemanfaatan daun tembakau hanya dengan digulung dan dihisap, banyak orang tidak tertarik dengan kegiatan tersebut. Namun, berkat kemajuan teknologi , ketika tembakau disulap oleh mesin menjadi rokok, rata – rata pria tertarik untuk mengonsumsinya. Apalagi jika rokok tersebut dikemas dengan tampilan yang menambah perhatian. Sampai saat ini, perbincangan maupun perdebatan tentang rokok tak pernah ada habisnya. Hal ini menyebabkan timbulnya pro dan kontra dari perokok dan anti rokok, sehingga memicu rokok menjadi permasalahan besar di era globalisasi ini. Permasalahan ini perlu diluruskan agar rokok tidak dipandang sebelah mata, dan perokok maupun anti rokok dapat mengambil keputusan dan memberi pandangan baik atau buruk tentang rokok tersebut.
Pada dasarnya, merokok merupakan kegiatan yang bersifat adiktif. Rokok yang berasal dari tanaman tembakau yang merupakan salah satu tanaman herbal dari Amerika Utara dan Amerika Selatan. Di dalam tanaman ini mengandung zat alkaloid nikotin, yaitu suatu zat yang dapat meningkatkan detak jantung dan memengaruhi bagian tubuh seperti otak. Dahulunya,  tanaman ini digunakan sebagai obat dalam kadar rendah, namun seiring waktu, berubah fungsi men jadi bahan utama rokok.
Di Indonesia, banyak rokok yang telah beredar di pasaran, contohnya Sampoerna Hijau, Sampoerna Mild, Gudang Garam Merah, Djarum Super, Nikki, Starmild, Marlboro, Dji Sam Soe, dan Clasmild. Dalam memproduksi rokok tersebut, sebenarnya dari pihak pabrik telah memberi peringatan akibat dari pengonsumsian rokok, namun peminat rokok tidaklah menurun. Menurut hasil wawancara dengan seorang perokok, ada beberapa alas an orang merokok, yaitu rokok dapat dijadikan alat utuk memulai pecakapan jika bertemu orang baru, tidak membuat kesepian, mempunyai nikmat tersendiri, membuat rileks, dan berpikir tenang. Padahal dibalik alasan diatas, zat nikotin yang terkandung dalam rokok dapat berakibat membuat pengkonsumsinya ketagihan, mudah marah, sulit berkonsentrasi, gelisah, dan susah tidur jika pengkonsumsiannya terhenti. “ Asap rokok mengandung zat kimia yang sebagian bersifat karsinogen. Kemampuan zat ini memicu sel – sel normal menjadi ganas. Proses perangsangan ini terjadi bertahun – tahun” (Jusuf, 2010 : 1 ). Selain itu rokok dapat menyebabkan disfungsi ereksi (DE), yaitu ketidakmampuan seorang pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup yang cukup untuk melakukan hubungan intim. Hal ini disebabkan pengkonsumsian rokok dengan menghisap asap yang mengandung nikotin. Jika dibiarkan lama- lama, zat nikotin tersebut akan membentuk endapan, sehingga menyumbat aliran darah. Jika penyumbatan ini terjadi pada pebuluh darah arteri dan vena, hl ini dapat membuat jantung sulit memompa darah secara maksimal, sehingga menyebabkan jantung koroner, dan jika pengendapan itu terus terjadi, otomatis pengaliran darah tidak sampai ke penis, sehingga disfungsi ereksipunn terjadi. Selain itu zat nikotin juga dapat menekan laju oksigen dan membuat paru – paru menjadi bolong.
Ada dua jenis perokok, yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang secara langsung mengkonsumsi rokok, sedangkan yang berada disekitar perokok aktif dan ikut terhirup asap rokok dari perokok aktif adalah perokok pasif. Pada umumnya perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif, karena asap yang dihembuskan perokok aktif lebih banyak daripada asap yang dihisapnya. Sehingga asap yang dihembuskan perokok aktif dikonsumsi perokok pasif, dan hal itulah yang membuat perokok pasif lebih berbahaya. Dibalik bahaya rokok, sebenarnya rokok juga mempunyai manfaat yaitu menambah kerja pihak rumah sakit, dan mendukung program pemerintah dalam menekan ( mengurangi jumlah penduduk ) karena rokok merupakan pembunuh berdarah dingin.
Jadi, permasalahan rokok bukan lagi menjadi masalah yang tabu di era globalisasi ini. Perokok mempunyai alasan tersendiri dalam pengkonsumsian barang bernikotin itu. Ada dua jenis perokok, yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif, karena lebih banyak menghisap asap daripada perokok aktif. Dampak negatifnya, zat nikotin yang terkandung dalam rokok jika dikonsumsi secara terus menerus akan membahayakan kesehatan seperti jantung koroner, paru – paru bolong, dan disfungsi ereksi, sedangkan dampak positif dari pengkonsumsian rokok, yaitu menambah kerja dokter, dan mendukung program pemerintah dalam menekan (mengurangi jumlah penduduk ).
»»  baca terusanya...

Kamis, 15 Desember 2011

TELAAH KURIKULUM

 Kurikulum adalah seperangkat rencana program pendidikan mengenai tujuan, isi, dan strategi  pembelajaran  dibuat oleh menteri pendidikan atau ahli kurikulum untuk dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran dalam mencapai tujuan - tujuan pendidikan tersebut.

2.      Komponen - komponen kurikulum:
a.       Tujuan
b.      Isi
c.       Strategi pembelajaran                                                                                                                                   

Hubungan atau keterkaitan antara komponen - komponen diatas sangat erat, karena dalam merencanakan atau membuat kurikulum harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.Jika sudah mempunyai tujuan, perencana pembuat kurikulum dapat menentukan isi kurikulum dengan menyesuaikan tujuannya. Lalu untuk menyempurnakan tujuan dan isi kurikulum tersebut, diperlukan strategi pelaksanaan seperti cara pembelajaran, cara menilai, cara mengatur kegiatan sekolah secara keseluruhan, dan metode lainnya.

3.      Sekolah yang berada pada tingkatan diatasnya harus mengetahui kurikulum pada tingkatan yang dibawahnya, supaya sekolah tersebut tidak overlapping atau sekolah tersebut dapat mengadakan  penyesuaian kurikulum dengan sekolah pada tingkatan dibawahnya.                                                                                                                                                         
                                                                                                                                                                        
4.      a. Contoh efisien waktu, tenaga, dan peralatan  pendidikan adalah:
·         Dalam pembelajaran, seorang guru tidak harus selalu menjelaskan atau mendikte kepada siswa dengan seluruh materi, namun seorang guru hendaknya menyarankan kepada siswa untuk belajar di rumah sebelum pertemuan pembelajaran. Sehingga ketika guru menjelaskan, tidak memerlukan banyak waktu, cukup kuis dan penjelasan materi pokok saja, agar tercapainya efisiensi waktu seperti yang diharapkan.
·         Menjelaskan secara inti, membuat kelompok diskusi dan presentasi, jadi guru tidak selalu jadi pendikte siswa, namun saat diskusi dan presentasi guru hanya mengawasi dan meluruskan jalannya kegiatan tersebut. Sehingga efisiensi tenagapun tercapai.
·         Dalam pengefisiensikan peralatan pendidikan, guru dapat memanfaatkan kemajuan teknologi seperti sistem pembelajaran menggunakan laptop / komputer, LCD, proyektor dalam program Ms. Powerpoint, Ms. Word, yang berbentuk tampilan, sehingga guru tidak selalu menghabiskan spidol untuk memenuhi papan tulis dengan tulisan. Pada umumnya, pengefisiensian peralatan pendidikan ini dapat berdampak pada pengefisiensian waktu dan tenaga.

b.      Contoh fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran adalah Seorang guru mempunyai cara atau strategi tersendiri dalam mengajar, namun tetap tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran. Seperti seorang guru membuat suatu permainan, study outdoor, cerita - cerita seputar kehidupan sehari - hari namun masih berhubungan dengan materi pembelajaran, dan sebagainya.

5.      Perubahan menyeluruh, karena pada tahun 1994 hanya penambahan suplemen, sedangkan pada tahun 2004 kurikulum sudah berbasis kompetensi. Pada tahun 2004 perubahan sudah mencakup tujuan, isi, dan strategi pembelajaran.
»»  baca terusanya...

Selasa, 13 Desember 2011

TUJUH JENIS KECERDASAN PENENTUAN MASA DEPAN


Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah swt yang paling sempurna dari mahluk – mahluk lainnya. Manusia dibekali akal dan pikiran yang melahirkan suatu kecerdasan. Tanpa disadari kecerdasan itu dapat membantu menyalurkan bakat – bakat yang telah dimiliki oleh seseorang. Pada umumnya ada tujuh jenis kecerdasan yang dimiliki manusia, yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logis matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinetestik jasmani, kecerdasan antarpribadi, dan kecerdasan intrapribadi.

Kecerdasan linguistik merupakan suatu kecerdasan dalam mengolah kata dan berbicara. Pada umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan seperti ini, adalah orang yang gemar membaca, dan hobi bermain dengan bunyi bahasa, seperti teka – teki kata, permainan kata, dan tongue twister. ( Armstrong, 2002:32 ) juga mengungkapkan proses membaca dapat menjurus ke bentuk kegemaran linguistik lainnya, yaitu seseorang merasa bergelut dengan kata – kata.  Orang yang memiliki kecerdasan linguistik sangat senang menghibur diri sendiri dan orang lain dengan lelucon. Mereka lebih senang mendengarkan radio atau kaset yang berisi kata – kata dari pada televise atau film. Pemilik kecerdasan ini menganggap buku merupakan yang sangat penting bagi dirinya. Biasanya kecerdasan ini berada pada jurnalis, juru berita, penyair, dan pengacara.

Kemudian, jika ingin bermain dengan angka dan logika, kecerdasan logis matematis adalah pemiliknya. Kecerdasan ini lebih mengutamakan atau menjalankan suatu pemikiran secara logika. Dalam kehidupan pemilik kecerdasan ini mereka lebih menggunakan penalaran untuk memecahkan suatu masalah. Pola pikir mereka pun secara sistematis, dengan pola sebab akibat menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan berpikir nasional. Biasanya orang – orang yang memiliki kecerdasan logis – matematis antara lain akuntan, pemrogram komputer, dan seorang ilmuwan.

Jika bercerita tentang seorang arsitek, maka tentunya kita akan berpikir mengenai rancangan atau desain, ataupun jika kita bercerita tentang fotografer, maka fotolah yang menjadi acuan pada pemikiran kita. Orang – orang tersebut adalah orang – orang yang memiliki kecerdasan spasial. Pemilik kecerdasan ini selalu berpikir dengan menggunakan gambar. Mereka lebih senang bermain dengan gambar – gambar, lukisan, atau sketsa ide secara jelas seperti puzzle, maza, dan teka – teki visual daripada tulisan.

Kecerdasan selanjutanya adalah kecerdasan musikal, kecerdasan ini identik dengan musik, nada, dan lagu. Pemilik kecerdasan ini akan merasa tersiksa jika tidak ada musik dalam kesehariannya, “musik dapat berfungsi sebagai sebagai perangsang untuk menambah semangat kreatif daam hidup kapanpun anda membutuhkan” (Armstrong, 2002:62). Mereka yang dibawah naungan kecerdasan ini dapat membedakan nada – nada musik yang fals. Pemilik kecerdasan ini juga mempunyai kemampuan dalam menciptakan irama dan melodi. Jika disalurkan dengan benar, pemilik kecerdasan ini akan melahirkan seorang musisi.

Berhubungan dengan fisik, itulah yang menjadi suatu gambaran pemilik kecerdasan kinestetik – jasmani. Namun pemilik kecerdasan ini tidaklah selalu identik dengan seorang atlit. “Kecerdasan kinestetik – jasmani merupakan suatu kecerdasan dalam mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan menangani benda”. (Amstrong, 2002:5). Pemilik kecerdasan ini menyukai kegiatan fisik seperti menari, berlari, berkemah, berenang, dan berperahu. Pemilik kecerdasan ini juga memiliki indra peraba yang sangat peka. Biasanya orang – orang yang dinaungi kecerdasan ini mempunyai keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model, bahkan untuk tingkat tinggi atlet, pengrajin montir, dan ahli bedah adalah skill nyata pemilik kecerdasan ini.

Kecerdasan selanjutnya adalah kecerdasan antarpribadi. Ini merupakan suatu kecerdasan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena kecerdasan ini menuntut suatu kerjasama dengan orang lain. Hal ini juga dikemukakan oleh Smith (2002:10), yaitu “Salah satu ciri penting individu yang mahir dalam pergaulan antar pribadi adalah kemampuan untuk menemukan individu utama dalam sebuah keompok yang mampu menolongnya mencapai sasaran”. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan dalam memahami keadaan orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan. Biasanya pemilik kecerdasan ini menyukai kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan, tempat beribadah, dan sebagainya.
Jenis kecerdasan terakhir adalah kecerdasan intrapribadi. “Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya” (Amstrong, 2002:6). Pada umumnya pemilik kecerdasan ini gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain. Menurut Sterenberg yang dkutip oleh Gadner menyebutkan

“ Kecerdasan seperti ini melibatkan pengetahuan tentang cara mengelola diri sendiri dalam kehidupan sehari – hari agar produktivitas tseseorang menjadi maksimal. Contohnya… mencakup penetahuan tentang bobot relatif tugas yang dihadapi seseorang, pengetahuan tentang cara menjalankan tugasyang ebih efisien atau kurangefisien dan pengetahuan tentang cara memotivasi diri untuk memaksimalkan prestasi “
Profesi yang banyak menaungi jenis kecerdasan ini adalah konselor, ahli geologi dan wirausahawan.

Dari uraian diatas, setiap manusia pasti memiliki pendominanan dari tujuh Jenis kecerdasan tersebut. Jika disalurkan dengan baik maka kecerdasan yang mendominasikan itu akan menghasilkan pribadi yang baik bahkan terbaik untuk hidup individu masing – masing. Tidak ada manusia yang bodoh, hanya saja manusia tidak pernah lepas dari sifat malas yang membawa keterpurukan sendiri dalam kehidupan. Oleh karena itu brantaslah sifat malas, temukan jenis kecerdasanmu, karena suatu kecerdasan merupakan penentu masa depanmu.
»»  baca terusanya...

MEKANIKA GERAK SMASH PADA PERMAINAN BOLA VOLI

Dalam permainan bola voli kondisi fisik sangat di perlukan kemampuan khusus sesuai dengan kebutuhan yang sesuai dalam penguasaan teknik dalan permainan bola voli.fisik sangat diperlukan untuk mencapai prestasi yang optimal disamping kemampuan teknik,taktik dan mental bertanding.ada pun komponen-komponen fisik diantaranya:eksplosif power(daya ledak) dan koordinasi gerak.
    Daya ledak merupakan kemampuan memadukan kekuatan otot dengan kecepatan gerak.bearty daya ledak otot tangan orang itu adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatan otot-otot lengan secara maksimum dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.demikian pula halnya dengan gaya ledak otot tungkai,yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatan otot tungkai yang maksimum dalam waktu singkat.
    Berdasarkan uraian diatas,perlu diadakan penelitia tentang”Hubungan antara daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai pada smash permainan bola voli”.
     Smash merupakan teknik yang menjadi andalan untuk menyerang agar mendapatkan poin. Kemudian teknik ini sangatlah kompleks, yaitu:
1.langkah kaki (otot-otot tungkai)
2) melompat setinggi-tingginya untuk mendapatkan jangkauan lompatan yang tinggi. Dalam hal ini otot-otot tungkai menjadi sangat dominan.
 3) timing, keterampilan ini merupakan kerja koordinasi mata tangan dalam upaya menepatkan saat yang tepat dari jangkauan lompatan yang tertinggi dengan keberadaan bola yang jatuh. Dalam fase ini kerja otot-otot perut dan punggung sangatlan dominan
 4) pukulan. Pukulan menjadi penting juga untuk menunjukkan pukulan yang terkuat. Dengan kuatnya pukulan memberikan peluang untuk mendapatkan poin. Saat memukul, otot yang terlibat langsung adalah kelompok bahu seperti deltoid, travezeus dan triceps serta otot lengan bagian bawah.
5) mendarat. Dalam fase pendaratan, otot-otot tungkai menjadi domonan pula dalam menahan berat badan.
    Lengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anggota gerak bagian atas dalam istilah anatomi disebut “Extromitas superior”yang terdiri dari dua bagian yaitu:Antebarchium (lengan bawah) dan Brachium (lengan atas).
Adapun otot-otot lengan dapat di jelaskan sebagai berikut:
A.Brachium(lengan atas)
Otot-otot brachium dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1)Otot-otot brachium bagian anterior terdiri dari:
   a.M.biceep brachii
   b.M.coracco brachialis
   c.M.brachialis
2)Otot-otot brachium bagian posterior yaitu:
   d.M.triceps brachie
B.Antebrachium (lengan bawah)
    Otot-otot antebrachium dibagi menjadi dua yaitu:bagian vebtral dan bagian dorsal.untuk bagian2 ventral dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1.Otot-otot di lamina superficialis
    a.M pronator teres
    b.M flexor carpi longus
    c.M Palmaris longus
    d.M flexor carpi ulnaris
    e.M flexor digitorum superficialis atau M flexor digitorum sublimis
2.Otot-otot di lamina propunda
    a.M flexor digitorum fropunda
    b.M flexor pollicis longus
    c.M flexor quadrates
   Untuk bagian dorsal juga di bagi menjadi dua bagian yaitu:
1.Otot-otot di lamina superpicalis
    a.M brachioradialis
    b.M extensor carpi radialis longus
    c.M extensor carpi radialis brevis
    d.M extensor digitorum
    e.M extensor digiti minimi
    f.M extensor carpiulnaris
    g.M anconcus
2.Otot-otot di lamina propunda
    a.M supinotur
    b.M abductor pollicis longus
    c.M extensor pollicis brivis
    d.M extensor pollicis longus

    Untuk latihan daya ledak otot lengan,beban latihan 20%-30% beban maksimal dengan 4-6 set,ulangan ataurepetisi tiap set tidak lebih dari 50% repetisi maksimal.
   Tungkai adalah tulang anggota gerak bawah yang terdiri dari seliruh tungkai dari pangkal paha ke bawah.

KESIMPULAN
Untuk melakukan suatu gerakan di perlukan perpaduan dari otot,tulang dan persendian.hal ini berlaku juga pada gerakan anggota gerak bawah yaitu otot-otot tungkai ,tungkai dan articulacio coxae,articulacio genus,articulacio talocruralis dalam permainan bola voli khususnya pada saat melakkan teknik-teknik gerakan smash.
»»  baca terusanya...

Rumah impian Cermin Surga Duniaku


Semua makhluk hidup pasti mempunyai kebutuhan untuk melangsungkan suatu kehidupan. Setiap makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan mempunyai kebutuhan yang  berbeda. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu kebutuhan primer, skunder, dan tersier. Kebutuhan primer sangatlah penting daripada kebutuhan skunder dan tersier yang menjadi kebutuhan pendukung, karena tanpa kebutuhan primer manusia tidak dapat melangsung kehidupan. Kebutuhan primer meliputi makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Berbicara tentang tempat tinggal, kehidupan manusia yang berawal dari bayi sampai usia remaja seperti ini pasti mempunyai angan tentang tempat tinggal, rumah masa depan yang diidam – idamkan, atau rumah impian.
Jika saya mempunyai rumah nanti, saya ingin rumah dengan dua lantai dan halaman rumah yang cukup luas. Memiliki pagar belakang yang tinggi dan pagar depan yang standar. Pagar dan rumah bagian luar dicat dengan warna krem, dan jendelanya dicat putih. Di halaman depan rumah saya, ada berbagai jenis bunga yang membentuk taman bunga berda tepat di depan ruang tamu dan samping kiri pintu pagar depan jika dilihat berlawanan dengan muka rumah.  Disamping kanan halaman depan, dekat tembok pagar terdapat pohon pinang yang berjajar, dan bunga melati ditengah halaman itu.
Pintu pagar depan lurus dengan bagian belakang rumah yang di sebelah kirinya terdapat garasi mobil dan motor. Tepat disamping kiri garasi, terdapat ruangan musik yag didesain dengan warna orange. Didalam ruangan itu terdapat berbagai macam alat musik dan mic. Sepuluh meter berjalan kedepan dari ruang musik, terdapat gazebo dengan beragam bunga mawar disekitarnya dan rekayasa air terjun tepat pada dinding pagar belakang rumah. Diseluruh halaman ditanami dengan rumput jepang, kecuali pada jalan dari pintu pagar depan sampai pintu masuk ke halaman belakang dan jalan dari gazebo ke pintu belakang rumah ditanami conblok.
Rumah impian saya mempunyai fasilitas yang cukup lengkap dalam dua lantai. Teras rumah yang cukup luas dihiasi oleh dua kursi mendampingi satu meja yang terbuat dari jati. Lantai teras berwana marun, dan lampu gantung diatasnya. Teras menhadap taman bunga dengan beragam jenis bunga.  Di samping kursi teras terdapat pintu menuju ruang tamu. Ruang tamu yang berukuran lumayan besar diisi dengan dua set kursi tamu yang berwarna marun dan krem. Sedangkan,hordeng berwarna kombinasi marun dan krem. Di masing – masing meja tamu terdapat vas dan bunga yang terbuat dari bahab beling. Plafon untuk ruangan ini berbentuk ukiran bunga yang besar dengan ditemani oleh Lampu gantung ditengan dan empat lampu biasa berada pada empat sudut plafon.
Di sebelah kanan ruang tamu, terdapat pintu untuk menuju ke suatu ruangan yang disebut ruang keluarga. Di ruang ini terdapat televisi yang besar, seperangakat DVD  dan speaker. Tepat di depan televisi dipasang karpet berwana marun dengan bantal- bantal besar menemaninya. Tiga meter dari televisi terdapat kursi keluarga seperti di ruang tamu. Ruangan ini memiliki tiga ditempel di dinding. Plafonnya berbeda dari ruang tamu, pdaa ruangan ini menggunakan ukiran bunga yang kecil dengan lampu gantung dan empat lampu sudut. Ruangan ini merupakan ruangan tempat berkumpulnya keluarga, atau tempat diadakan forum keluarga.
Di sebelah kiri ruangan ini terdapat dua kamar dan disamping kanan dari ruang tamu terdapat satu kamar.  Kamar depan dijadikan sebagai kamar tamu. Kamar ini diberi fasilitas satu set tempat tidur, meja rias, sofa, lemari, AC dan kamar mandi. Sedangkan dua kamar lainnya memiliki fasilitas yang sama dengan kamar tamu, hanya saja tidak ada fasilitas kamar mandi di dalam dan ada penambahan satu set meja belajar.
Jika diteruskan dari ruang keluarga, ada ruang yang disebut ruang transisi, karena ruang ini tidak memiliki fungsi nyata. Pada ruangan ini terdapat lemari di jajarkan yang berisi kump[ulan barang pecah belah. Disebelah kanan ruang ini terdapat rak sepatu, dan disamping kiri rak terdapat pintu untuk menuju teras belakang yang terdapat satu set kursi jati. Keluar dari teras, kita akan menemukan  ruang fitness yang menyediakan berbagai alat olahraga. Ruangan fitness ini tepat berada disebelah kiri dari pintu ruang teras dan berhadapan dengan garasi mobil dan dekat gazebo. Namun, jika dari ruangan transisi belok ke kiri, kita akan menemukan kolam renang disana. Kolam renang yang dibatasi oleh kaca transparan dan berukuran tidak terlalu luas. Terdapat kursi santai disebelah kanan dan tanaman bonsai hutan ditanam dipot yang dibuat menempel pada dinding halaman kolam.
Kemudian, tiga meter  dari ruang keluarga yang merupakan ruang transisi, terdapat tangga menuju lantai dua. Tepat dibawah tangga terdapat dua ruang kamar mandi yang didisain dengan warna biru, bak mandi yang besar, wc leher angsa dan kaca. Disamping kamar mandi, tepatnya lurus dari ruang transisi, terdapat dua ruang, yaitu ruang masak atau dapur dan ruang makan. Pintu kanan yang didesain dengan ujung dinding atas bagian kanan dan kiri berbentuk setengah elips dan tidak mempunyai daun pintu, serta lantainya agak rendah 30 cm dari lantai ruangan lain, itu adalah ruang makan. Ruang ini terdapat satu set meja makan berbentuk elips yang terbuat dari jati, lampu gantung, dan kipas angin yang menempel pada dinding. Sedangkan ruan disebelah kiri ruang makan adalah dapur.
Dapur didesain dengan warna keramik merah marun pada dinding. Terdapat kitchen bar dan meja bulat untuk meletakkan bahan makanan yang hendak dimasak. Meja bulat terletak disebelah kiri dapur jika dilihat dari pintu dapur. Sedangkan kitchen bar terletak berhadapan dengan pintu dan membentuk huruf L. Disamping kiri kitchen bar terdapat kompor gas. Setengah meter dari kompor gas terdapat oven kue dan pemanggang roti. Tepat di belakang meja bulat, atau berhadapan dengan kitchen bar terdapat kulkas, freezer dan dispenser. Ketiga benda itu disusun sejajar hampir menempel pada dinding. Seluk beluk bagian bawah rumah telah ditata, selanjutnya kita akan ke ruangan atas rumah, yaitu lantai atas.
Dari ruang transisi, terdapat tangga ke lantai atas. Tangga berbentuk diagonal jika diliha dari lantai bawah. Saat masuk pada lantai atas, terdapat ruang tengah yang luas. Di ruang tengah itu terdapat televisi dan sofa panjang yang berhadapan dengan tangga, rungan itu juga terdapat seperangkat komputer yang diletakkan di samping televise tersebut. Di sebelah kiri tangga terdapat ruang perpustakaan. Di ruang ini terdapat rak – rak buku yang tinggi dengan berbagai kumpulan buku yang telah dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Dalam ruangan ini fasilitas meja dan kursi panjang untuk membaca, dan AC. Disamping ruangan ini, adalah ruangan kerja yang terdapat satu set meja kerja, lampu kerja yang terletak diatas meja, rak buku, Laptop kerja, AC serta sofa tamu. Disamping kanan ruang kerja terdapat satu kamar dengan fasilitas satu set tempat tidur, meja rias, sofa, AC, lemari dan kamar mandi. Sedangkan didepan ruang tersebut terdapat kamar juga dengan fasilitas hampir sama dengan kamar sebelumnya, hanya saja kamar ini tidak memiliki fasilitas kamar mandi. Di samping kiri kamar ini jika kita melihat berlawan arah dengan daun pintu,  terdapat kamar mandi dan ruang untuk mencuci baju. Jika kita keluar dari ruangan ini, dan lurus dari ruang tengah atas, kita menemukan teras atas yang terdapat satu set kursi santai., Teras tersebut disekat oleh dinding sebagai tepat menjemur pakaian.
 Rumah sebagai tempat tinggal yang merupakan kebutuhan primer manusia menjadi salah satu tujuan pemikirin manusia dewasa untuk memilikinya. Selain dari segi fisik, kehidupan atau hubungan orang – orang yang berada dalam rumah itu haruslah tentram. Pembangunan rumah idaman juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Berdasarkan uraian diatas pembangunan rumah idaman merupakan cerminan pemikiran atau cita – cita untuk memenuhi kebutuhan primer kita di masa depan. Jadi, berpikir dan berusaha untuk raih rumah impian di masa depan, karena rumah impianku cerminan surga duniaku dan rumah impianmu cerminan surga duniamu.
»»  baca terusanya...